Harga BBM Naik! Inflasi Meningkat 6% Inilah Cara Mengatasinya

Table of Contents

Bahan Bakar Minyak biasa digunakan masyarakat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Bagaimana jika harga BBM membengkak? Otomatis masyarakat akan sangat merasakan akibatnya. Hal ini akan menimbulkan inflasi yang sangat besar-besaran dan berpengaruh ke kehidupan secara langsung. Bank Indonesia (BI) memperkirakan lonjakan harga BBM akan mengerek inflasi 0,77 persen pada September 2022. Hal itu berdasarkan hasil survei pemantauan harga pada pekan kedua September 2022.

Jika harga BBM naik otomatis bahan pokok makanan juga akan meningkat, mulai dari beras, telur, minyak dan lain sebagainya. Saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia. Bagaimana mereka akan bertahan hidup jika inflasi naik secara besar-besaran? Untungnya pemerintah masih memberikan keringanan dengan memberikan subsidi BBM bagi kalangan kebawah. Lalu bagaimana masyarakat lain mengatasi inflasi ini? Simak ulsan berikut untuk cara mengatasinya!

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dengan langkah-langkah yang fokus di bidang keuangan (moneter). Terdapat tiga wujud kebijakan moneter:

  • Penetapan Persediaan Kas

Bank sentral (dalam kasus ini berarti Bank Indonesia) mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan batas minimum kas setiap lembaga perbankan di Indonesia. Alhasil, bank tidak bisa mengeluarkan banyak uang. Tujuan akhirnya adalah mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

  • Diskonto

Bank Indonesia menerapkan kebijakan peningkatan suku bunga. Masyarakat jadi tergerak untuk menyimpan uang di bank, bukan untuk berbelanja. Akhirnya, uang yang beredar di masyarakat bisa berkurang.

  • Operasi Pasar Terbuka

Bank Indonesia menerapkan kebijakan ini dengan cara menjual surat-surat berharga kepada publik, contoh yang paling mudah adalah Surat Utang Negara (SUN). Penjualan surat berharga akan menyerap uang masyarakat dan menekan peredaran uang. Hasilnya, laju inflasi bisa ditekan.

2. Kebijakan Fiskal

Cara mengatasi inflasi selanjutnya adalah penerapan kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi nominal pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dapat berbentuk dua kegiatan:

  • Menghemat pengeluaran pemerintah

Alih-alih meminta masyarakat untuk menekan belanja, pemerintah dapat melakukannya sendiri. Saat pengeluaran negara ditekan, maka jumlah pembelian produk barang dan jasa akan ikut turun. Demand yang turun akan mampu menekan laju inflasi.

  • Menaikkan tarif pajak

Kenaikan tarif pajak akan turut mengurangi tingkat belanja masyarakat. Hasilnya, peredaran uang di tengah masyarakat berkurang dan harga barang berangsur-angsur kembali ke kondisi normal.

3. Kebijakan Lainnya

Selain fokus di bidang moneter dan fiskal, masih ada cara mengatasi inflasi lain yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Dua metode tersebut adalah:

  • Menambah jumlah barang di pasar

Penambahan jumlah barang dapat diwujudkan dengan dua cara. Pertama, pemberian subsidi atau stimulus agar industri meningkatkan produksi hingga level tertentu. Kedua, pelonggaran keran impor agar stok barang di pasar meningkat secara signifikan.

  • Menetapkan harga batas atas

Lari inflasi bisa ditekan dengan menetapkan harga maksimal untuk barang-barang tertentu. Langkah ini bertujuan agar harga tidak semakin naik dan tidak terkendali. Namun, kebijakan ini rawan memunculkan praktik pasar gelap (black market).



Kamu bisa mencoba Accurate Online secara GRATIS selama 30 hari hanya 
Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai Accurate Online, silahkan hubungi Marketing Representative di bawah ini :
Nama  : Aurillia
No Hp : 0852 2905 5562


Leave a Reply

Your email address will not be published.